Rabu, 12 November 2014

KKL BTTB CANGAR



LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
BOTANI TUMBUHAN TIDAK BERPEMBULUH
JAMUR, LICHENES DAN LUMUT
DI TAMAN HUTAN RAYA CANGAR BATU MALANG

Dosen Pengampu :
Drs. Sulisetjono, M.Si
Ainun Ni’mati Laily M.Si

Disusun Oleh:

Aris Abdul Halim (13620011)
Roudlotul Jannnah (13620022)
Nia Rahmi Setyowati (13620023)
Wafiatun Amalia (13620026)
Husnun Nadhiroh (13620029)








JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang   
            Indonesia merupakan negara yang yang kaya akan keanekaragaman flora dan fauna. Tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuhan tingkat rendah tidak jarang kita temui di tanah air ini. jamur (Fungi) lichen (Lichenes) dan lumut (Bryophyta) merupakan jenis tumbuhan tingkat rendah yang banyak ditemukan di Indonesia.Jamur, lichen dan terdiri dari beberapa spesies dan terdiri dari bentuk yang beragam.
            Hutan Raya Suryo Cangar merupakan hutan yang terletak di kawasan  wisata Pemandian air panas Cangar Kota Batu Malang. Hutan ini masih cukup terawat meskipun sudah banyak terjamah oleh tangan manusia. Namun, hutan ini masih melimpah akan kekayaan alam khususnya Tumbuhan Tingkat Rendah, seperti liken, lumut dan jamur.
Allah SWT berfirman dalam Qur’an suratAs-Syu’ara:7
Artinya: “... dan Apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya kami tumbuhkan dibumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?” (QS. As-Syu’ara:7)
            Dari ayat diatas, dapat diketahui bahwa Allah SWT telah menciptakan bermacam-macam tumbuhan. Baik tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat rendah, termasuk yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Kuliah kerja lapangan ini dilaksanakan didaerah kawatsan Taman Hutan Raya (Tahura) R.Soerya Cangar Batu-Malang. Kawasan tersebut dikenal dengan kondisi lingkungannya yang masih terjaga dari berbagai jenis kontaminasi sehingga memungkinkan untuk ditemukannya keanekaragaman tumbuhan tingkat rendah serta memudahkan praktikan untuk mengamati jamur, lichen dan lumut.
            Oleh karena itu, sangat penting diadakannya KKL (Kuliah Kerja Lapangan) ini, sehingga mahasiswa dapat lebih mudah untuk mengidentifikasi jenis, klasifikasi dan ciri-ciri dari Jamur, Lichen dan Lumut. Dalam hal ini, maka Kuliah Kerja Lapangan dengan mengamati Jamur, Lichen dan Lumut ini dilakukan di Pemandian Air Panas Cangar Batu Malang.



1.2 Tujuan
            Tujuan dalam pengamatan ini yaitu:
            Untuk mengetahui morfologi, dan siklus hidup/reproduksi Jamur, Lichenes, dan Lumut di Cangar Batu Malang
1.3 Manfaat
      Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
1.      Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis jamur, lumut, dan lichen yang ada di kawasan hutan lindung Cangar.
2.      Mahasiswa lebih mengenal jamur, lichen dan  lumut  secara langsung di habitatnya.
3.      Mahasiswa lebih mengetahui ekosistem hutan lindung dan tumbuhan yang ada didalamnya.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Cangar
            Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soerjo Cangar adalah kawasan hutan yang terletak di Kabupaten Malang pada ketinggian kurang lebih 1600 m di atas permukaan laut, merupakan kawasan konservasi yang perlu mendapatkan perhatian intensif dari berbagai kalangan berkaitan dengan peningkatan kerusakan kawasan tersebut. Kerusakan lingkungan hutan di bawah naungan Balai Taman Hutan Raya milik Dinas KehutananProvinsi Jawa Timur terutama di wilayah Batu yang masuk kawasan Cagar Alam Arjuno Lalijiwo ini merupakan dampak berbagai aktivitas masyarakat yang dilakukan di sekitar kawasan tersebut yaitu adalah pembukaan industri dan perluasan lahan pertanian. Hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan komunitas hutan. Kondisi di sekeliling TAHURA R. Soerjo sudah mulai berubah menjadi lahan hortikultura. Pembukaan areal hutan yang terus menerus ini akan dapat mempercepat erosi air ke dalam tanah sehingga akan memperlemah daya rekat akar ke tanah. Salah satu anggota ekosistem yang
terdapat di Hutan Cangar yang berperan penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem adalah tumbuhan penutup tanah. Tumbuh-tumbuhan ini yang tumbuh di antara pepohonan yang utama akan memperkuat struktur tanah hutan tersebut. Tumbuhan penutup tanah ini dapat berfungsi dalam peresapan dan membantu menahan jatuhnya air secara langsung. Tumbuhan penutup tanah dapat berperan dalam menghambat atau mencegah erosi yang berlangsung secara cepat. Tumbuhan ini dapat menghalangi jatuhnya air hujan secara langsung, mengurangi kecepatan aliran permukaan, mendorong perkembangan biota tanah yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah serta berperan dalam menambah bahan organik tanah sehingga  resistensi tanah terhadap erosi meningkat (Maisyaroh, Wiwin, 2010).

2.2  Jamur
            Jamur adalah organisme yang mempunyai inti spora tidak berklorofil dinding sel terdiri atas selulosa kitin atau kombinasi keduanya berbentuk filament atau benang-benang bercabang yang bersekat atau tidak bersekat.Benang-benang pada jamur ini di sebut hifa hifa terdiri atas sel-sel yang berinti satu atau dua.Hifa jamur menyatu membentuk kumpulan hifa yang disebut Miselium (Alexopoulus 1987).
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi  (Gandjar, 2009).
            Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang-benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetatif yang berfungsi meresap menyerap nutrient dari lingkungan , dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi.Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai cirri khas yaitu berupa benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa.Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir.Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal da tidak berfilamen (Haspara, 2004).
Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit.Parasit apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya, sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat  (misalnya glukosa, sukrosa atau maltosa), sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari substratnya. Ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis  vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan sendiri, tetapi ada juga yang tidak dapat mensintesis sendiri sehingga harus mendapatkan dari substrat misalkan tiamin dan biotin (Dwidjoseputro, 2005).
Fungi (jamur) merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum. Fungi umumnya  multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan dan reproduksinya. Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya.Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut hifa.Hifa merupakan pembentuk jaringan yang disebut miselium.Miselium yang menyusun jalinan-jalinan semua menjadi tubuh.Bentuk hifa menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma.Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa umumnya mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa sinostik. Struktur hifa sinostik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma (Indah, 2009).
Golongan jamur mencakup lebih daripada 55.000 spesies, jumlah ini jauh melebihi jumlah spesies bakteri.Tentang klasifikasinya belum ada ketentuan pendapat yang menyeluruh diantara para sarjana taksonomi.Bakteri dan jamur merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang tubuhnya tidak mempunyai diferensiasi, oleh karena itu disebut tumbuhan talus (thallophyta), lengkapnya thallophyta yang tidak berklorofil. Ganggang adalah thallophyta yang berklorofil  (Waluyo, 2005).
Jamur adalah mikroorganisme eukariot heterotrof, tidak dapat melakukan fotosintesis yang berkembang biak dengan spora yang khas. Jamur dapat juga berkembang biak dengan aseksual maupun seksual. Beberapa jamur merupakan organisme yang uniseluler, tetapi kebanyakan jamur membentuk filamen yang merupakan sel vegetatif yang dikenal dengan sebutan miselium.Miselium adalah kumpulan hifa atau filamen yang menyerupai tube.Fungi juga dapat dideskripsi sebagai organiusme yang tidak berklorofil, bersifat parasitik dan saprofitik, bersel tunggal atau banyak menyerupai struktur vegetatif yang berupa filamen yang dilindungi oleh dinding sel yang tersusun dari zat kitin atau polisakarida.Tumbuhan dan fungi memiliki dinding sel, dinding sel ini yang membedakan fungi atau tumbuhan dengan sel hewan.Karena sifat yang heterotrofik, hal yang berlawanan dengan sifat yang autotrofik, maka fungi dikeluarkan dari dunia tumbuhan menjadi digolongkan dalam dunia fungi tersendiri.Dalam mencerna makanannya, fungi memiliki kemiripan dengan hewan.Fungi memproses cadangan makanannya dalam bentuk glikogen seperti halnya yang terjadi pada hewan.Dinding sel fungi tersusun dari zat kitin yaitu karbohidrat yang mengandung nitrogen, sementara tumbuhan dinding selnya terbuat dari selulosa (Gandjar.2009).
2.3 Lichenes
Dari jarak jauh, lichenes sering kali tertukar dengan lumut atau tumbuhan sederhana lainnya yang tumbuh diatas batu, kayu yang busuk dan atap. Pada kenyataannya  lichenes bukan lumut daun atau jenis tumbuhan lain. Lichen juga bukan merupakan organisme individual. Organisme adalah suatu asosiasi dari berjuta-juta mikroorganisme fotosintetik yang disatukan dalam jaringan hifa fungi (Campbell 2003)
Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan dua organisme yaitu antara fungi (jamur) dan tumbuhan yang berwarna hijau yang disebut ganggang (alga),  sehingga secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Ganggang  mampu menghasilkan makanan untuk jamur sebab warna hijau yang dimilikinya membuat ganggang dapat melakukan proses fotosintesis/memasak makanan. Sementara itu, jamur berperan memberi perlindungan terhadap kekeringan. Lichenes adalah  jenis tumbuhan yang hebat. Berbeda dari lumut biasa yang tumbuh di tempat yang lembab, lichenes bisa tumbuh di tempat-tempat yang sulit, tempat yang sangat dingin dan kering.Lichenes biasanya hidup secara epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga hidup di atas tanah, terutama di daerah sekitar kutub utara, di atas batu cadas, di tepi pantai dan juga di gunung-gunung yang tinggi (Tjitrosoepomo, 2003).
Lichenes adalah pionir penting yang ikut berperan dalam pembentukan tanah dan bersifat endolitik karena dapat masuk pada bagian pinggir batu.Bukan hanya tumbuh di batu, lumut ini menjadikan batu itu lapuk.Lichenes ini menghasilkan asam, dan kemudian asam itu melubangi batu dan lama kelaman memecahnya. Begitu batu menjadi tanah, tumbuhan lain pun bisa tumbuh di sana. Itulah sebabnya lumut kerak disebut juga tumbuhan perintis.Lumut kerak ini bahkan bisa tumbuh di tengkorak binatang yang mati.Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama.Lichenes tumbuh sangat lambat dan umumnya pun panjang.Lichenes yang hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari, tetapi tumbuhan ini tidak mati dan jika turun hujan bisa hidup kembali.Pertumbuhan thallusnya sangat lambat, dalam 1 tahun jarang lebih dari 1 cm. tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetative bertahun-tahun.Satu hal yang tidak di sukai oleh tumbuahan ini adalah udara adan air beracun. Itulah sebabnya kita tidak akan bisa menjumpai tunbuhan ini tumbuh dekat pabrik-pabrik. Karena sisifatnya yang peka ini lichens sering di pakai sebagai penunjuk adanya pencemaran udara di suatu daerah (Bold. 1987).
Menurut Nathania(2010), thallus adalah  istilah umum untuk bagian vegetatif tumbuh-tumbuhan tak berpembuluh (non-vascular). Tubuh lichenes yang dikenal dengan istilah thallus secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan alga dan jamur.Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan.Beberapa spesies ada yang berwarna kuning, oranye, coklat atau merah dengan habitat yang bervariasi.Bagian tubuh yang memanjang secara selluler dinamakan hifa.Hifa merupakan organ vegetatif dari thallus atau miselium yang biasanya tidak di kenal pada jamur yang bukan lichens. Alga selalu berda pada bagian permukaan dari thallus.Berdasarkan bentuknya lichens di bedakan menjadi 4 bentuk(Waluyo,2005):
a.       Crustose  
 Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya. Lichen crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik dan yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau endoploidal. Lichen yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis, disebut leprose. Contoh: Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau Pleopsidium.
b.      Foliose   
Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobus- lobus. Lichen ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya.Thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. Bagian permukaan atas dan bawah berbeda. Lichenes ini melekat pada batu, ranting dengan rhizines. Rhizines ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan. Contoh : Xantoria, Physcia, Peltigera, Parmelia, dan lain-lain.
c.       Frukticose
Thallusnya berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti pita. Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan atau cabang pohon. Tidak terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawah. Contoh : Usnea, Ramalina dan Cladonia.
2.4 Lumut
                  Bryophyta adalah tumbuhan darat berklorofil yang tumbuh di tempat-tempat lembab.Tumbuhan lumut mempunyai pergiliran generasi dari sporofit diploid dengan gametofit yang haploid. Meskipun sporofit secara morfologi dapat dibedakan dari gametofit (heteromorf),  tetapi sporofit ini tidak pernah merupakan tumbuhan mandiri  yang hidup bebas. Sporofit tumbuhnya selalu dalam ikatan dengan gametofit, yang berupa tumbuhan mandiri, menyediakan nutrisi bagi sporofit.Pada lumut, gametofitlah yang dominan. Beberapa tumbuhan lumut masih mempunyai  talus, tidak mempunyai akar, batang, dan daun. Bryophyta yang dapat dibedakan batang, dan daunnya, belum mempunyai akar sejati, hanya ada rhizoid (Birsyam, 2004).           
                  Lumut merupakan kelompok tumbuhan epifit yang banyak ditemukan tumbuh di batang pohon , kayu mati, kayu lapuk, tanah, atau batuan, dengan kondisi lingkungan lembab dan penyinaran yang cukup (Windadri, 2009). Lumut dibagi menjadi tiga kelompok yaitu lumut hati, lumut tanduk dan lumut daun. Lumut merupakan kelompok tumbuhan tingkat rendah yang dapat tumbuh di berbagai substrat seperti kayu lapuk, serasah, batang pohon, batu dan daun. Lumut merupakan kelompok terbesar kedua setelah tumbuhan tinggi (Pasaribu, 2013)
                  Lumut dalam keadaan segar maupun yang telah dikeringkan diketahui memiliki kemampuan menyerap senyawa anorganik logam berat Zn, Cd, Ni dan Cu dari limbah cair dan senyawa yang diserap disimpan dalam pyrenoid yaitu kantung cadangan makanan jaringan lumut. Lumut memiliki daya serap logam berat yang lebih besar dibandingkan enceng gondok. Enceng gondok diketahui dapat menurunkan kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) perairan hingga 51%. Lumut mampu menyerap Mn, Ni, Pb, Fe, Zn, Cd dan Cu dari udara yang tercemar bahkan menyerap Lumut dalam keadaan segar maupun yang telah dikeringkan diketahui memiliki kemampuan menyerap senyawa anorganik logam berat Zn, Cd, Ni dan Cu dari limbah cair dan senyawa yang diserap disimpan dalam pyrenoid yaitu kantung cadangan makanan jaringan lumut. Lumut memiliki daya serap logam berat yang lebih besar dibandingkan enceng gondok. Enceng gondok diketahui dapat menurunkan kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) perairan hingga 51%. Lumut mampu menyerap Mn, Ni, Pb, Fe, Zn, Cd dan Cu dari udara yang tercemar bahkan menyerap senyawa karbon organik dari udara Lumut terdiri dari tiga jenis, yaitu lumut daun yang hidup di tanah gambut, lumut tanduk yang hidup di danau atau sungai dan lumut hati yang sebagian tumbuh di pepohonan (Yuliasari, 2011).




BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat
            Kuliah Kerja Lapangan (KKL) matakuliah Botani Tumbuhan Tidak Berpembuluh mengenai morfologi, dan siklus hidup/reproduksi Lichenes, dan Lumut  dilaksanakan pada hari Minggu 9 November 2014 yang bertempat di Taman Hutan Raya Cangar Batu Malang.
3.2 Alat dan Bahan
            3.2.1 Alat
                        Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Alat tulis                                                           1 buah
2.      Kamera                                                             1 buah
3.      Pensil                                                                1 buah
4.      Penggaris                                                          1 buah

3.2.2 Bahan
           Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Label                                                                 1 buah
2.      Plastik                                                               1 buah
3.      Catatan                                                             1 buah
4.       Referensi identifikasi lumut                            1 buah

3.3 Cara Kerja 
            Langkah-langkah kerja yang dilakukan pada KKL ini adalah sebagai berikut:
1.      Dicari spesies dari Lichen, Lumut dan Jamur debgan cara mencarinya di sekitar daerah hutan yang diamati misal pada pohon, batu dan tanah
2.      Didokumentasikan spesies yang telah ditemukan dengan cara di foto
3.      Diambil spesies yang telah di foto
4.      Dimasukkan spesies yang telah ditemukan ke dalam plastik atau amplop
5.      Diidentifikasi semua spesies yang telah ditemukan
6.      Dibahas spesies yang telah teridentifikasi dalam pembuatan laporan.




















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
4.1 Jamur (Ganoderma sp.)
4.1.1 Hasil Pengamatan
Gambar Pengamatan
Gambar Literatur


                (Nathania, 2010)

4.1.2 Klasifikasi
            Klasifikasi Jamur (Ganoderma sp.) menurutNathania (2010):
Kingdom : Fungi
            Divisi       : Basidiomycota
                        Kelas       : Agaricomycetes
                                    Ordo        : Polyporales
                                                Famili      : Ganodermataceae
                                                            Genus      : Ganoderma
                                                                        Spesies    : Ganoderma sp.

4.1.2 Pembahasan
            Berdasarkan hasil pengamatan jamur kayu (Ganoderma  sp.) ini ditemukan menempel di kulit kayu yang sudah mati atau hampir melapuk dengan ciri-ciri yaitu struktur tubuh jamur keras, memiliki warna mencolok, bagian tepi berwarna coklat tua dengan kombinasi putih, bagian tengah berwarna putih dan berbentuk seperti kipas. Permukaan jamur ini (Ganodema sp.) tidak rata sehingga jika diraba teksturnya menjadi kasar. Hal ini sesuai dengan literatur Hendritomo (2010) Jamur kayu (Ganoderma sp.) memiliki bentuk seperti kipas, kerak, papan atau payung, badan buah keras, berkayu, berasa pahit dan tidak dapat dibuat sebagai bahan makanan, biasanya hannya digunakan sebagai bahan baku obat. Jamur kayu (Ganoderma sp.) ini hidup pada pohon yang masih hidup, selain yang sudah mati. Sifat jamur kayu (Ganoderma sp.) ini adalah kosmopolitan , yaitu menyerang semua jenis pohon berkayu.
            Menurut Hendritomo (2010)  daging buah (pulp) keras dan berpori. Basidium berbentuk subglobular dengan empat sterigma, sedangkan basidiosporanya berwarna coklat kehitaman dan berbentuk menyerupai kipas. Jenis jamur kayu (Ganoderma sp.) memiliki tangkai yang menancap kedalam media atau substrat dengan ukuran panjang antara 3-10 cm. Di ujung tangkai terdapat tubuh buah berbentuk seperti setengah lingkaran yang menebar dengan garis tengah antara 10-20 cm. Tubuh buah mula-mula berwarna kekuning-kuningan saat masih muda, yaitu umur 1-2 bulan, kemudian berubah menjadi merah atau coklat tua. Tubuh buah inilah yang kemudian dipanen untuk dijadikan bahan baku pembuat obat-obatan, termasuk jamu.
            Reproduksi pada jamur kayu (Ganoderma sp.) yang tergolong dalam divisi basidiomycota secara aseksual dengan cara membentuk sporakonidia. Pertemuan dua hifa (+) dan hifa (-), terjadi didalam tanah menjadi tubuh buah (basidiokokarp).Perkembangan basidiokokarp terjadi diatas permukaan tanah sampai dengan dihasilkannya basidiospora.Pembentukan basidiospora terjadi didalam basidium yang terletak dipermukaan bawah tudung basidiokokarp.Spora aseksual budding yang terjadi ketika suatu perkembangan sel induk dipisahan menjadi sel baru.Setiap sel dalam organisme dapat kuncup.Pembentukan spora aseksual yang paling sering terjadi di ujung struktur khusus yang disebut konidiospora (Tjitrosoepomo, 2003).
            Sedangkan reproduksi seksualnya yaitu dengan cara pembentukan basidiospora pada basidium atau diluar basidium melalui suatu tangkai yang disebut sterigma. Ada bermacam-macam badan buah pembentuk spora pada basidiomycota diman tahapan reproduksi seksual pada basidiomycota ialah (Tjitrosoepomo, 2003):
1.      Hifa (+) dan hifa (-) yang berinti haploid (n) berkecabah dari basidiospora kedua hifa ini saling bersinggungan
2.      Plasmogami terjadi antara hifa (+) dan hifa (-) sehingga inti salah satu hifa pindah ke hifa lainnya membentuk hifa dengan dua inti haploid (n) yang berpasangan (dikariotik)
3.      Hifa haploid dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid dikariotik
4.      Miselium dikariotk tumbuh dan membentuk badan buah yang disebut basidiokokarp
5.      Pada ujung-ujung hifa basidiokokarp terjadi kariogami sehingga membentuk basidium yang berinti diploid (2n)
6.      Inti diploid dalam basidium akan membelah secara meiosis menjadi empat inti yang haploid (n)
7.      Basidium membentukempat tonjolan yang disebut sterigma pada ujungnya
8.      Satu inti haploid pada basidium kemudian masuk kedalam salah satu sterigma dan berkembang menjadi basidiospora
9.      Jika basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh pada tempat yang sesuai, akan tumbuh menjadi hifa yang haploid.

4.2. Lichenes(Lecidellasp.)
4.2.1. Hasil Pengamatan
Gambar Pengamatan
Gambar Literatur
(Misra dan Agrawal, 1978)


4.1.2 Klasifikasi
            Klasifikasi dari Lichenes Lecidella sp. menurut Misra dan Agrawal (1978):
Kingdom : Plantae
            Divisi : Ascomycota
                        Kelas : Lecanomycetes
                                    Ordo :Lecanorales
                                                Famili : Lecanoraceae
                                                            Genus : Lecidella
                                                                        Spesies :Lecidella sp.
4.1.3 Pembahasan
            Dari hasil pengamatan pada lichenes Lecidella sp. yang termasuk dalam lichenes crusticose yang panjangnya 8cm dan lebar 5cm, memiliki ciri-ciri tipis, permukaan datar, berwarna putih dan memiliki bintik-bintik hitam. Bintik-bintik hitam ini merupakan apothecium yang berisi ascospora dimana bagian dalam berisi kantong yang disebut asci. Pada permukaan atas akan mengalami melepuh seperti bisul yang disebut soralium yang merupakan kumpulan soredia. Jika dilihat dari klasifikasinya Lecidella sp. termasuk dalam Ascolichenes karena jamur penyusunya berasal dari Ascomycota. Lecidella sp. memiliki rhizoid yang sangat melekat dengan sustratnya sehingga sulit untuk dicabut. Habitat dari Lecidella sp biasanya dikulit pohon.
            Fedicella sp. memiliki ciri-ciri tipis, permukaan datar dan berwarna putih. Menurut Yurnaliza (2002) Crustose Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis danselalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis inisusah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya. Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik, dan yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau endoploidal. Lichen yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis, disebut leprose.

            Fedicella sp. bereproduksi dengan soredium. Menurut Tjitrosoepomo (2003) Kebanyakan lichen bereproduksi vegetatif dengan fragmentasi. Pada beberapa spesies, reproduksi melalui perantara soredium, yaitu sekelompok sel alga yang membelah dan diselubungi miselium. Dengan robeknya dinding talus soredium tersebar seperti debu. Soredium sering terbentuk pada tempat-tempat tertentu dan mempunyai batas jelas. Struktur ini disebut soralium. Reproduksi dapat juga dengan tumbuhan kecil yang disebut isidium. Baik fragmen, soredium ataupun isidium mengandung hifa fungi dan alga. Fungi dapat membentuk tubuh buah didalam talus lichen, berupa apotesium atau peritesium tergantung jenisnya. Spora yang dilepaskan, dapat berkembang menjdi lichen baru apabila menjumpai spesies alga yang tepat.

4.3 Lumut Daun (Funaria hygrometrica)
4.3.1 Hasil Pengamatan

Gambar pengamatan

Gambar literatur






(Semple, 1999)

2.2.1  Klasifikasi
            Klasifikasi Lumut Daun (Funaria hygrometrica) menurut (Semple (1999):
Divisi :    Bryophyta
Kelas :    Bryopsida
                 Sub kelas   :    Bryidae
Bangsa  :    Funariales
Suku  :    Funariaceae
                                                    Marga   :    Funaria
Jenis  :Funaria  Hygrometrica

2.3.1  Pembahasan
            Berdasarkan  hasil pengamatan di ketahui bahwa lumut ini masih dalam keadaan tunas lateral,warna hijau,menempel di bebatuan.tunas tersebut  tumbuh pada protonema  kemudian menjadi kauloida yang tegak ke atas, pada bagian ujung bawahnya mengandung banyak rhizoid dan pada sisi lateralnya tumbuh daun tidak sejati.
Lumut daun yang didapat pada KKL cangar belum tumbuh batang bercabang dan hanya terlihat  daun yang kecil, hampir seperti tumbuhan tingkat tinggi tapi belum sejati. lumut daun ini hampir mirip seperti rumput, tetapi lebih pendek.lumut ini tergolong bryopthyta.menurut literatur Sample (1999) divisi bryophyta dibagi menjadi tiga kelas, yaitu lumut hati (hepatophyta) dengan 9000 spesies dan 240 genus; lumut tanduk (anthocerotopyhta) hanya 500 spesies; dan lumut daun (bryopsida) memiliki 12.000-14.500 spesies dan 670 genus.menurut Campbell (2012) tumbuhan bryophyta merupakan tumbuhan yang paling primitive yang tidak memiliki akar sesungguhnya, batang, atau tangkai. mereka ada sejak lima ratus juta tahun.bryophyta merupakan tumbuhan kecil, herbaceous yang tumbuh tertutup, selalu berkumpul menjadi alas bebatuan, tanah, ataupun menjadi epifit pada batang dan cabang tanaman.
Lumut daun juga disebut lumut sejati.karena bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun.menurut (Indah,2009) reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru.
Dilihat dari tempat ditemukannya lumut ini dapat disimpulkan bahwa dia hidup saprofit pada batuan dan hidup di tempat yang lembab.Haspara (2004).Tumbuhan lumut (Bryophyta) termasuk tumbuhan talus.Tempat hidup di tanah yang lembab, di pohon, di batu merah.Lumut mempunyai rhizoid yang berfungsi untuk pelekat pada substrat dan mengangkut air dan unsur-unsur hara ke seluruh bagian tubuh.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Berdsarkan tujuan diatas sehingga dapat diambil kesimpulan yaitu:
            Morfologi dari (Ganoderma  sp.) ini ditemukan menempel di kulit kayu yang sudah mati atau hampir melapuk dengan ciri-ciri yaitu struktur tubuh jamur keras.Permukaan Ganodema sp. tidak rata, teksturnya menjadi kasar.Reproduksi pada jamur kayu (Ganoderma sp.) ini secara aseksual dengan cara membentuk sporakonidia dan reproduksi seksualnya yaitu dengan cara pembentukan basidiospora.Morfologi Lecidella sp. yang termasuk dalam lichenes crusticose berciri-ciri tipis, permukaan datar, berwarna putih dan memiliki bintik-bintik hitam. Bintik-bintik hitam ini merupakan apothecium Pada permukaan atas akan mengalami melepuh seperti bisul yang disebut soralium termasuk dalam Ascolichenes. Lecidella sp. memiliki rhizoid yang sangat melekat dengan substratnya sehingga sulit untuk dicabut. Habitat dari Lecidella sp biasanya dikulit pohon. Reproduksi dari Lecidella sp. dengan pembentukan soredium yang akan pecah kemudian ditiup angin.Morfologi dari Lumut Daun spesies Funaria hygrometrica berwarna hijau,menempel di bebatuan. Siklus hidup berawal dari tunas yang tumbuh pada protonema  kemudian menjadi kauloida yang tegak ke atas, pada bagian ujung bawahnya mengandung banyak rhizoid dan pada sisi lateralnya tumbuh daun tidak sejati. Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru.

5.2  Saran
      Diharapkan studi lapangan berikutnya yaitu harus lebih baik dari yang sekarang,  baik dari segi sarana dan prasarana harus lebih diperhatikan. Efisiensi waktu perlu diperhatikan agar dapat melakukan studi lapangan dengan benar, optimal dan mendapatkan hasil yang sebaik-baiknyaserta melakukan perhitungan pada suhu, kelembaban, ph, dan intensitas cahaya agar didapatkan data yang valid saat dilakukannya penelitian.


DAFTAR PUSTAKA
                 Alexopoulus,T. Develoveryars. 1987. Morfologo of plants and Fungi. Fifth edition.New York:       Harper and Row Publishers
                 Birsyam, Inge. 2004. Botani Tumbuhan Rendah. Bandung: ITB press
                 Campbell, Reece dan Mitchell. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga
                 Dube.2006. An introduction to fungi Third Edition. New Deldi Departemen of life             Sciences Bhavnagar Universit: Vicas Publising House PVT LTD.
                 Dwijoseputro D. 2005.Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
                 Gandjar.2009.Mikrobiologi. Bandung: PT. Remaja Rosdakary
                 Haspara. 2004. Biologi. Surakarta: Widya Duta
Hendritomo, Isnawan Hengky. 2010. Jamur Konsumsi Khasiat Obat. Yogyakarta; Penerbit                      ANDI
Indah, Najmi. 2009. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah. Jember: PGRI Jember
Semple, J. C. 1999. An Introduction to Fungi, Algae, Plants, 2 the Edition.Jakarta:Pearson CustomPublising
Maisyaroh, Wiwin. 2010. Struktur Komunitas Tumbuhan Penutup Tanah di Taman Hutan             Raya R. Soerjo Cangar, Malang. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari. Vol. 1      No.1
Misra, A. ,R.P. Agrawal. 1978. Lichens (A Preliminary Text). Oxford and IBH Publishing Co. New York-Bombay-Calcuta
Nathania.2010.Keanekaragaman Bryophyta. Surabaya: Unair
Pasaribu, Nursahara. 2013. Studi Pendahuluan Lumut Di Lau Kawar, Kabupaten Karo.Semirata 2013 FMIPA Unila
Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Penerbit UGM Press
                 Waluyo.2005.Pengantar Mikrobiologi. Bandung: Tarsito
Windadari, Florentina Indah. 2009. Keragaman Lumut pada Marga Pandanusdi Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.Jurnal Natur Indonesia.Vol. 11. No. 2
Yuliasari, Nova, Miksusanti, dan Endang Setiyowati. 2011. Penurunan Kebutuhan Oksigen          Kimiawi Limbah Jumputan Menggunakan Lumut Hati. Jurnal Penelitian Sains. Vol. 14        No. 1
Yurnaliza. 2002. Lichenes (Karakteristik, Klasifikasi dan Kegunaan). USU Digital Library