LAPORAN KULIAH KERJA
LAPANGAN
BOTANI TUMBUHAN TIDAK
BERPEMBULUH
JAMUR, LICHENES
DAN LUMUT
DI TAMAN HUTAN
RAYA CANGAR BATU MALANG
Dosen Pengampu :
Drs.
Sulisetjono, M.Si
Ainun Ni’mati
Laily M.Si
Aris Abdul
Halim (13620011)
Roudlotul Jannnah
(13620022)
Nia Rahmi
Setyowati (13620023)
Wafiatun
Amalia (13620026)
Husnun
Nadhiroh (13620029)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia merupakan negara yang yang
kaya akan keanekaragaman flora dan fauna. Tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuhan tingkat rendah tidak jarang kita temui di tanah
air ini. jamur (Fungi) lichen (Lichenes) dan lumut (Bryophyta) merupakan jenis tumbuhan tingkat rendah yang banyak ditemukan di
Indonesia.Jamur, lichen dan terdiri dari beberapa spesies dan terdiri dari
bentuk yang beragam.
Hutan
Raya Suryo Cangar merupakan hutan yang terletak di kawasan wisata Pemandian air panas Cangar Kota Batu
Malang. Hutan ini masih cukup terawat meskipun sudah banyak terjamah oleh
tangan manusia. Namun, hutan ini masih melimpah akan kekayaan alam khususnya
Tumbuhan Tingkat Rendah, seperti liken, lumut dan jamur.
Allah SWT berfirman dalam Qur’an
suratAs-Syu’ara:7
Artinya: “... dan Apakah mereka tidak
memperhatikan bumi, berapakah banyaknya kami tumbuhkan dibumi itu pelbagai
macam tumbuh-tumbuhan yang baik?” (QS. As-Syu’ara:7)
Dari
ayat diatas, dapat diketahui bahwa Allah SWT telah menciptakan bermacam-macam
tumbuhan. Baik tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat rendah, termasuk yang
tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Kuliah kerja lapangan ini dilaksanakan
didaerah kawatsan Taman Hutan Raya (Tahura) R.Soerya Cangar Batu-Malang. Kawasan
tersebut dikenal dengan kondisi lingkungannya yang masih terjaga dari berbagai
jenis kontaminasi sehingga memungkinkan untuk ditemukannya keanekaragaman
tumbuhan tingkat rendah serta memudahkan praktikan untuk mengamati jamur,
lichen dan lumut.
Oleh
karena itu, sangat penting diadakannya KKL (Kuliah Kerja Lapangan) ini,
sehingga mahasiswa dapat lebih mudah untuk mengidentifikasi jenis, klasifikasi
dan ciri-ciri dari Jamur, Lichen dan Lumut. Dalam hal ini, maka Kuliah Kerja
Lapangan dengan mengamati Jamur, Lichen dan Lumut ini dilakukan di Pemandian
Air Panas Cangar Batu Malang.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam pengamatan ini yaitu:
Untuk
mengetahui morfologi, dan siklus hidup/reproduksi
Jamur, Lichenes, dan Lumut di Cangar Batu Malang
1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah
1. Mahasiswa dapat mengetahui
jenis-jenis jamur, lumut, dan lichen yang ada di kawasan hutan lindung Cangar.
2. Mahasiswa lebih mengenal jamur,
lichen dan lumut secara langsung di habitatnya.
3. Mahasiswa lebih mengetahui ekosistem
hutan lindung dan tumbuhan yang ada didalamnya.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Cangar
Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soerjo Cangar adalah kawasan
hutan yang terletak di Kabupaten Malang pada ketinggian kurang lebih 1600 m di
atas permukaan laut, merupakan kawasan konservasi yang perlu mendapatkan
perhatian intensif dari berbagai kalangan berkaitan dengan peningkatan
kerusakan kawasan tersebut. Kerusakan lingkungan hutan di bawah naungan Balai
Taman Hutan Raya milik Dinas KehutananProvinsi Jawa Timur terutama di wilayah
Batu yang masuk kawasan Cagar Alam Arjuno Lalijiwo ini merupakan dampak
berbagai aktivitas masyarakat yang dilakukan di sekitar kawasan tersebut yaitu
adalah pembukaan industri dan perluasan lahan pertanian. Hal tersebut dapat
mengakibatkan kerusakan komunitas hutan. Kondisi di sekeliling TAHURA R. Soerjo
sudah mulai berubah menjadi lahan hortikultura. Pembukaan areal hutan yang
terus menerus ini akan dapat mempercepat erosi air ke dalam tanah sehingga akan
memperlemah daya rekat akar ke tanah. Salah satu anggota ekosistem yang
terdapat di Hutan Cangar yang berperan penting untuk
menjaga keseimbangan ekosistem adalah tumbuhan penutup tanah. Tumbuh-tumbuhan
ini yang tumbuh di antara pepohonan yang utama akan memperkuat struktur tanah
hutan tersebut. Tumbuhan penutup tanah ini dapat berfungsi dalam peresapan dan
membantu menahan jatuhnya air secara langsung. Tumbuhan penutup tanah dapat
berperan dalam menghambat atau mencegah erosi yang berlangsung secara cepat.
Tumbuhan ini dapat menghalangi jatuhnya air hujan secara langsung, mengurangi
kecepatan aliran permukaan, mendorong perkembangan biota tanah yang dapat
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah serta berperan dalam menambah bahan
organik tanah sehingga resistensi tanah
terhadap erosi meningkat (Maisyaroh, Wiwin, 2010).
2.2 Jamur
Jamur
adalah organisme yang mempunyai inti spora tidak berklorofil dinding sel
terdiri atas selulosa kitin atau kombinasi keduanya berbentuk filament atau
benang-benang bercabang yang bersekat atau tidak bersekat.Benang-benang pada
jamur ini di sebut hifa hifa terdiri atas sel-sel yang berinti satu atau dua.Hifa jamur menyatu membentuk kumpulan
hifa yang disebut Miselium (Alexopoulus 1987).
Fungi
adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal,
eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau
aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara
mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu
melalui absorpsi (Gandjar, 2009).
Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas
benang-benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala
yaitu miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetatif yang berfungsi
meresap menyerap nutrient dari lingkungan , dan miselium fertile yang berfungsi
dalam reproduksi.Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai cirri
khas yaitu berupa benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa.Fungi
dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir.Kapang merupakan fungi
yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi
bersel tunggal da tidak berfilamen (Haspara, 2004).
Fungi
ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit.Parasit apabila
dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang
ditumpanginya, sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari
benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat mensintesis
protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat (misalnya
glukosa, sukrosa atau maltosa), sumber nitrogen dari bahan organik atau
anorganik, dan mineral dari substratnya. Ada juga beberapa fungi yang dapat
mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan
sendiri, tetapi ada juga yang tidak dapat mensintesis sendiri sehingga harus
mendapatkan dari substrat misalkan tiamin dan biotin (Dwidjoseputro, 2005).
Fungi
(jamur) merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau
regnum. Fungi umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur
berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh,
pertumbuhan dan reproduksinya. Struktur tubuh jamur tergantung pada
jenisnya.Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut hifa.Hifa
merupakan pembentuk jaringan yang disebut miselium.Miselium yang menyusun
jalinan-jalinan semua menjadi tubuh.Bentuk hifa menyerupai benang yang tersusun
dari dinding berbentuk pipa.Dinding ini menyelubungi membran plasma dan
sitoplasma.Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa
umumnya mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi adapula hifa
yang tidak bersepta atau hifa sinostik. Struktur hifa sinostik dihasilkan oleh
pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan
sitoplasma (Indah, 2009).
Golongan
jamur mencakup lebih daripada 55.000 spesies, jumlah ini jauh melebihi jumlah
spesies bakteri.Tentang klasifikasinya belum ada ketentuan pendapat yang
menyeluruh diantara para sarjana taksonomi.Bakteri dan jamur merupakan golongan
tumbuh-tumbuhan yang tubuhnya tidak mempunyai diferensiasi, oleh karena itu
disebut tumbuhan talus (thallophyta), lengkapnya thallophyta yang tidak
berklorofil. Ganggang adalah thallophyta yang berklorofil (Waluyo, 2005).
Jamur adalah mikroorganisme eukariot
heterotrof, tidak dapat melakukan fotosintesis yang berkembang biak dengan
spora yang khas. Jamur dapat juga berkembang biak dengan aseksual maupun
seksual. Beberapa jamur merupakan organisme yang uniseluler, tetapi kebanyakan
jamur membentuk filamen yang merupakan sel vegetatif yang dikenal dengan
sebutan miselium.Miselium adalah kumpulan hifa atau filamen yang menyerupai
tube.Fungi juga dapat dideskripsi sebagai organiusme yang tidak berklorofil,
bersifat parasitik dan saprofitik, bersel tunggal atau banyak menyerupai
struktur vegetatif yang berupa filamen yang dilindungi oleh dinding sel yang
tersusun dari zat kitin atau polisakarida.Tumbuhan dan fungi memiliki dinding
sel, dinding sel ini yang membedakan fungi atau tumbuhan dengan sel
hewan.Karena sifat yang heterotrofik, hal yang berlawanan dengan sifat yang
autotrofik, maka fungi dikeluarkan dari dunia tumbuhan menjadi digolongkan
dalam dunia fungi tersendiri.Dalam mencerna makanannya, fungi memiliki
kemiripan dengan hewan.Fungi memproses cadangan makanannya dalam bentuk
glikogen seperti halnya yang terjadi pada hewan.Dinding sel fungi tersusun dari
zat kitin yaitu karbohidrat yang mengandung nitrogen, sementara tumbuhan
dinding selnya terbuat dari selulosa (Gandjar.2009).
2.3 Lichenes
Dari jarak jauh, lichenes sering
kali tertukar dengan lumut atau tumbuhan sederhana lainnya yang tumbuh diatas
batu, kayu yang busuk dan atap. Pada kenyataannya lichenes bukan lumut daun atau jenis tumbuhan
lain. Lichen juga bukan merupakan organisme individual. Organisme adalah suatu
asosiasi dari berjuta-juta mikroorganisme fotosintetik yang disatukan dalam
jaringan hifa fungi (Campbell 2003)
Lichenes (lumut kerak) merupakan
gabungan dua organisme yaitu antara fungi (jamur) dan tumbuhan yang berwarna
hijau yang disebut ganggang (alga),
sehingga secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan.
Ganggang mampu menghasilkan makanan
untuk jamur sebab warna hijau yang dimilikinya membuat ganggang dapat melakukan
proses fotosintesis/memasak makanan. Sementara itu, jamur berperan memberi
perlindungan terhadap kekeringan. Lichenes adalah jenis tumbuhan yang hebat. Berbeda dari lumut
biasa yang tumbuh di tempat yang lembab, lichenes bisa tumbuh di tempat-tempat
yang sulit, tempat yang sangat dingin dan kering.Lichenes biasanya hidup secara
epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga hidup di atas tanah, terutama di
daerah sekitar kutub utara, di atas batu cadas, di tepi pantai dan juga di
gunung-gunung yang tinggi (Tjitrosoepomo, 2003).
Lichenes adalah pionir penting yang
ikut berperan dalam pembentukan tanah dan bersifat endolitik karena dapat masuk
pada bagian pinggir batu.Bukan hanya tumbuh di batu, lumut ini menjadikan batu
itu lapuk.Lichenes ini menghasilkan asam, dan kemudian asam itu melubangi batu
dan lama kelaman memecahnya. Begitu batu menjadi tanah, tumbuhan lain pun bisa
tumbuh di sana. Itulah sebabnya lumut kerak disebut juga tumbuhan
perintis.Lumut kerak ini bahkan bisa tumbuh di tengkorak binatang yang
mati.Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan
tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama.Lichenes tumbuh
sangat lambat dan umumnya pun panjang.Lichenes yang hidup pada batuan dapat
menjadi kering karena teriknya matahari, tetapi tumbuhan ini tidak mati dan
jika turun hujan bisa hidup kembali.Pertumbuhan thallusnya sangat lambat, dalam
1 tahun jarang lebih dari 1 cm. tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan
pertumbuhan vegetative bertahun-tahun.Satu hal yang tidak di sukai oleh
tumbuahan ini adalah udara adan air beracun. Itulah sebabnya kita tidak akan
bisa menjumpai tunbuhan ini tumbuh dekat pabrik-pabrik. Karena sisifatnya yang
peka ini lichens sering di pakai sebagai penunjuk adanya pencemaran udara di
suatu daerah (Bold. 1987).
Menurut Nathania(2010), thallus adalah istilah umum untuk bagian vegetatif
tumbuh-tumbuhan tak berpembuluh (non-vascular). Tubuh lichenes yang dikenal
dengan istilah thallus secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan alga dan
jamur.Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan.Beberapa spesies ada
yang berwarna kuning, oranye, coklat atau merah dengan habitat yang
bervariasi.Bagian tubuh yang memanjang secara selluler dinamakan hifa.Hifa
merupakan organ vegetatif dari thallus atau miselium yang biasanya tidak di
kenal pada jamur yang bukan lichens. Alga selalu berda pada bagian permukaan
dari thallus.Berdasarkan bentuknya lichens di bedakan menjadi 4 bentuk(Waluyo,2005):
a. Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran
kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di
tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya. Lichen
crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang
berada di permukaan disebut endolitik dan yang tumbuh terbenam pada jaringan
tumbuhan disebut endoploidik atau endoploidal. Lichen yang longgar dan
bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis, disebut leprose. Contoh:
Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau Pleopsidium.
b. Foliose
Lichen
foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobus- lobus. Lichen
ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya.Thallusnya datar, lebar,
banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. Bagian permukaan atas dan
bawah berbeda. Lichenes ini melekat pada batu, ranting dengan rhizines.
Rhizines ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan. Contoh :
Xantoria, Physcia, Peltigera, Parmelia, dan lain-lain.
c. Frukticose
Thallusnya
berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti pita. Thallus
tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan atau cabang pohon. Tidak
terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawah. Contoh : Usnea, Ramalina
dan Cladonia.
2.4 Lumut
Bryophyta adalah tumbuhan darat
berklorofil yang tumbuh di tempat-tempat lembab.Tumbuhan lumut mempunyai
pergiliran generasi dari sporofit diploid dengan gametofit yang haploid.
Meskipun sporofit secara morfologi dapat dibedakan dari gametofit
(heteromorf), tetapi sporofit ini tidak pernah merupakan tumbuhan
mandiri yang hidup bebas. Sporofit tumbuhnya selalu dalam ikatan dengan
gametofit, yang berupa tumbuhan mandiri, menyediakan nutrisi bagi sporofit.Pada
lumut, gametofitlah yang dominan. Beberapa tumbuhan lumut masih mempunyai
talus, tidak mempunyai akar, batang, dan daun. Bryophyta yang dapat dibedakan
batang, dan daunnya, belum mempunyai akar sejati, hanya ada rhizoid (Birsyam,
2004).
Lumut
merupakan kelompok tumbuhan epifit yang banyak ditemukan tumbuh di batang pohon
, kayu mati, kayu lapuk, tanah, atau batuan, dengan kondisi lingkungan lembab
dan penyinaran yang cukup (Windadri,
2009). Lumut dibagi menjadi tiga kelompok yaitu lumut hati, lumut tanduk
dan lumut daun. Lumut merupakan kelompok tumbuhan tingkat rendah yang dapat
tumbuh di berbagai substrat seperti kayu lapuk, serasah, batang pohon, batu dan
daun. Lumut merupakan kelompok terbesar kedua setelah tumbuhan tinggi
(Pasaribu, 2013)
Lumut
dalam keadaan segar maupun yang telah dikeringkan diketahui memiliki kemampuan
menyerap senyawa anorganik logam berat Zn, Cd, Ni dan Cu dari limbah cair dan
senyawa yang diserap disimpan dalam pyrenoid yaitu kantung cadangan makanan
jaringan lumut. Lumut memiliki daya serap logam berat yang lebih besar
dibandingkan enceng gondok. Enceng gondok diketahui dapat menurunkan kebutuhan
oksigen kimiawi (KOK) perairan hingga 51%. Lumut mampu menyerap Mn, Ni, Pb, Fe,
Zn, Cd dan Cu dari udara yang tercemar bahkan menyerap Lumut dalam keadaan segar
maupun yang telah dikeringkan diketahui memiliki kemampuan menyerap senyawa
anorganik logam berat Zn, Cd, Ni dan Cu dari limbah cair dan senyawa yang
diserap disimpan dalam pyrenoid yaitu kantung cadangan makanan jaringan lumut.
Lumut memiliki daya serap logam berat yang lebih besar dibandingkan enceng
gondok. Enceng gondok diketahui dapat menurunkan kebutuhan oksigen kimiawi
(KOK) perairan hingga 51%. Lumut mampu menyerap Mn, Ni, Pb, Fe, Zn, Cd dan Cu
dari udara yang tercemar bahkan menyerap senyawa karbon organik dari udara
Lumut terdiri dari tiga jenis, yaitu lumut daun yang hidup di tanah gambut,
lumut tanduk yang hidup di danau atau sungai dan lumut hati yang sebagian
tumbuh di pepohonan (Yuliasari, 2011).
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) matakuliah Botani Tumbuhan Tidak Berpembuluh mengenai
morfologi, dan siklus hidup/reproduksi Lichenes, dan Lumut dilaksanakan
pada hari Minggu 9 November 2014 yang bertempat di Taman Hutan Raya Cangar Batu Malang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Alat tulis 1
buah
2. Kamera
1 buah
3. Pensil
1 buah
4. Penggaris
1 buah
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Label 1 buah
2. Plastik 1
buah
3. Catatan 1
buah
4. Referensi identifikasi lumut 1 buah
3.3 Cara Kerja
Langkah-langkah
kerja yang dilakukan pada KKL ini adalah sebagai berikut:
1. Dicari spesies dari Lichen, Lumut
dan Jamur debgan cara mencarinya di sekitar daerah hutan yang diamati misal
pada pohon, batu dan tanah
2. Didokumentasikan spesies yang telah
ditemukan dengan cara di foto
3. Diambil spesies yang telah di foto
4. Dimasukkan spesies yang telah
ditemukan ke dalam plastik atau amplop
5. Diidentifikasi semua spesies yang
telah ditemukan
6. Dibahas spesies yang telah
teridentifikasi dalam pembuatan laporan.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHSAN
4.1 Jamur (Ganoderma sp.)
4.1.1 Hasil Pengamatan
Gambar Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|
(Nathania, 2010)
|
4.1.2 Klasifikasi
Klasifikasi Jamur (Ganoderma
sp.) menurutNathania
(2010):
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Ganodermataceae
Genus : Ganoderma
Spesies : Ganoderma sp.
4.1.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan
jamur kayu (Ganoderma sp.) ini ditemukan menempel di kulit kayu
yang sudah mati atau hampir melapuk dengan ciri-ciri yaitu struktur tubuh jamur
keras, memiliki warna mencolok, bagian tepi berwarna coklat tua dengan
kombinasi putih, bagian tengah berwarna putih dan berbentuk seperti kipas.
Permukaan jamur ini (Ganodema sp.)
tidak rata sehingga jika diraba teksturnya menjadi kasar. Hal ini sesuai dengan
literatur Hendritomo (2010) Jamur kayu (Ganoderma
sp.) memiliki bentuk seperti kipas, kerak, papan atau payung, badan buah keras,
berkayu, berasa pahit dan tidak dapat
dibuat sebagai bahan makanan, biasanya hannya digunakan sebagai bahan baku
obat. Jamur kayu (Ganoderma sp.) ini
hidup pada pohon yang masih hidup, selain yang sudah mati. Sifat jamur kayu (Ganoderma sp.) ini adalah kosmopolitan ,
yaitu menyerang semua jenis pohon berkayu.
Menurut Hendritomo (2010) daging buah (pulp) keras dan berpori.
Basidium berbentuk subglobular dengan empat sterigma, sedangkan basidiosporanya
berwarna coklat kehitaman dan berbentuk menyerupai kipas. Jenis jamur kayu (Ganoderma sp.) memiliki tangkai yang
menancap kedalam media atau substrat dengan ukuran panjang antara 3-10 cm. Di ujung
tangkai terdapat
tubuh buah berbentuk seperti setengah lingkaran yang menebar dengan garis tengah antara 10-20 cm. Tubuh
buah mula-mula berwarna kekuning-kuningan saat masih muda, yaitu umur 1-2
bulan, kemudian berubah menjadi merah atau coklat tua. Tubuh buah inilah yang
kemudian dipanen untuk dijadikan bahan baku pembuat obat-obatan, termasuk jamu.
Reproduksi pada jamur kayu (Ganoderma sp.) yang tergolong dalam
divisi basidiomycota secara aseksual dengan cara membentuk sporakonidia.
Pertemuan dua hifa (+) dan hifa (-), terjadi didalam tanah menjadi tubuh buah
(basidiokokarp).Perkembangan basidiokokarp terjadi diatas permukaan tanah
sampai dengan dihasilkannya basidiospora.Pembentukan basidiospora terjadi
didalam basidium yang terletak dipermukaan bawah tudung basidiokokarp.Spora
aseksual budding yang terjadi ketika suatu perkembangan sel induk dipisahan
menjadi sel baru.Setiap sel dalam organisme dapat kuncup.Pembentukan spora
aseksual yang paling sering terjadi di ujung struktur khusus yang disebut
konidiospora (Tjitrosoepomo, 2003).
Sedangkan reproduksi seksualnya
yaitu dengan cara pembentukan basidiospora pada basidium atau diluar basidium
melalui suatu tangkai yang disebut sterigma. Ada bermacam-macam badan buah
pembentuk spora pada basidiomycota diman tahapan reproduksi seksual pada
basidiomycota ialah (Tjitrosoepomo, 2003):
1. Hifa
(+) dan hifa (-) yang berinti haploid (n) berkecabah dari basidiospora kedua
hifa ini saling bersinggungan
2. Plasmogami
terjadi antara hifa (+) dan hifa (-) sehingga inti salah satu hifa pindah ke
hifa lainnya membentuk hifa dengan dua inti haploid (n) yang berpasangan
(dikariotik)
3. Hifa
haploid dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid dikariotik
4. Miselium
dikariotk tumbuh dan membentuk badan buah yang disebut basidiokokarp
5. Pada
ujung-ujung hifa basidiokokarp terjadi kariogami sehingga membentuk basidium
yang berinti diploid (2n)
6. Inti
diploid dalam basidium akan membelah secara meiosis menjadi empat inti yang
haploid (n)
7. Basidium
membentukempat tonjolan yang disebut sterigma pada ujungnya
8. Satu
inti haploid pada basidium kemudian masuk kedalam salah satu sterigma dan
berkembang menjadi basidiospora
9. Jika
basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh pada tempat yang sesuai, akan
tumbuh menjadi hifa yang haploid.
4.2. Lichenes(Lecidellasp.)
4.2.1. Hasil Pengamatan
Gambar Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|
(Misra dan Agrawal, 1978)
|
4.1.2
Klasifikasi
Klasifikasi
dari Lichenes Lecidella sp. menurut Misra
dan Agrawal (1978):
Kingdom : Plantae
Divisi :
Ascomycota
Kelas
: Lecanomycetes
Ordo
:Lecanorales
Famili
: Lecanoraceae
Genus
: Lecidella
Spesies
:Lecidella sp.
4.1.3
Pembahasan
Dari hasil
pengamatan pada lichenes Lecidella
sp. yang termasuk dalam lichenes crusticose yang panjangnya 8cm dan lebar 5cm,
memiliki ciri-ciri tipis, permukaan datar, berwarna putih dan memiliki
bintik-bintik hitam. Bintik-bintik hitam ini merupakan apothecium yang berisi
ascospora dimana bagian dalam berisi kantong yang disebut asci. Pada permukaan
atas akan mengalami melepuh seperti bisul yang disebut soralium yang merupakan
kumpulan soredia. Jika dilihat dari klasifikasinya Lecidella sp. termasuk dalam Ascolichenes karena jamur penyusunya
berasal dari Ascomycota. Lecidella
sp. memiliki rhizoid yang sangat melekat dengan sustratnya sehingga sulit untuk
dicabut. Habitat dari Lecidella sp
biasanya dikulit pohon.
Fedicella
sp. memiliki ciri-ciri tipis, permukaan datar dan berwarna putih. Menurut
Yurnaliza (2002) Crustose Lichenes
yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis danselalu melekat ke
permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis inisusah untuk mencabutnya
tanpa merusak substratnya. Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu
hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik, dan yang tumbuh terbenam
pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik
atau endoploidal. Lichen
yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis, disebut leprose.
Fedicella
sp. bereproduksi dengan soredium.
Menurut Tjitrosoepomo (2003) Kebanyakan lichen bereproduksi vegetatif dengan
fragmentasi. Pada beberapa spesies, reproduksi melalui perantara soredium,
yaitu sekelompok sel alga yang membelah dan diselubungi miselium. Dengan
robeknya dinding talus soredium tersebar seperti debu. Soredium sering
terbentuk pada tempat-tempat tertentu dan mempunyai batas jelas. Struktur ini
disebut soralium. Reproduksi dapat juga dengan tumbuhan kecil yang disebut
isidium. Baik fragmen, soredium ataupun isidium mengandung hifa fungi dan alga.
Fungi dapat membentuk tubuh buah didalam talus lichen, berupa apotesium atau
peritesium tergantung jenisnya. Spora yang dilepaskan, dapat berkembang menjdi
lichen baru apabila menjumpai spesies alga yang tepat.
4.3
Lumut Daun (Funaria hygrometrica)
4.3.1
Hasil Pengamatan
Gambar pengamatan
|
Gambar literatur
|
|
(Semple, 1999)
|
2.2.1 Klasifikasi
Klasifikasi Lumut Daun (Funaria hygrometrica) menurut (Semple
(1999):
Divisi
: Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Sub kelas :
Bryidae
Bangsa :
Funariales
Suku :
Funariaceae
Marga : Funaria
Jenis :Funaria Hygrometrica
2.3.1 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan di ketahui bahwa lumut ini
masih dalam keadaan tunas lateral,warna hijau,menempel di bebatuan.tunas
tersebut tumbuh pada protonema kemudian menjadi kauloida yang tegak ke atas,
pada bagian ujung bawahnya mengandung banyak rhizoid dan pada sisi lateralnya
tumbuh daun tidak sejati.
Lumut daun yang didapat pada KKL cangar belum tumbuh
batang bercabang dan hanya terlihat daun
yang kecil, hampir seperti tumbuhan tingkat tinggi tapi belum sejati. lumut
daun ini hampir mirip seperti rumput, tetapi lebih pendek.lumut ini tergolong
bryopthyta.menurut literatur Sample (1999) divisi bryophyta dibagi menjadi tiga
kelas, yaitu lumut hati (hepatophyta) dengan 9000 spesies dan 240 genus; lumut
tanduk (anthocerotopyhta) hanya 500 spesies; dan lumut daun (bryopsida)
memiliki 12.000-14.500 spesies dan 670 genus.menurut Campbell (2012) tumbuhan
bryophyta merupakan tumbuhan yang paling primitive yang tidak memiliki akar
sesungguhnya, batang, atau tangkai. mereka ada sejak lima ratus juta tahun.bryophyta
merupakan tumbuhan kecil, herbaceous yang tumbuh tertutup, selalu berkumpul
menjadi alas bebatuan, tanah, ataupun menjadi epifit pada batang dan cabang
tanaman.
Lumut daun juga disebut lumut sejati.karena bentuk
tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan
daun.menurut (Indah,2009) reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada
cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru.
Dilihat dari tempat ditemukannya lumut ini dapat
disimpulkan bahwa dia hidup saprofit pada batuan dan hidup di tempat yang
lembab.Haspara (2004).Tumbuhan lumut (Bryophyta) termasuk tumbuhan talus.Tempat
hidup di tanah yang lembab, di pohon, di batu merah.Lumut mempunyai rhizoid
yang berfungsi untuk pelekat pada substrat dan mengangkut air dan unsur-unsur
hara ke seluruh bagian tubuh.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdsarkan tujuan diatas sehingga dapat diambil kesimpulan yaitu:
Morfologi
dari (Ganoderma sp.) ini ditemukan menempel di kulit kayu
yang sudah mati atau hampir melapuk dengan ciri-ciri yaitu struktur tubuh jamur
keras.Permukaan Ganodema sp. tidak rata, teksturnya menjadi
kasar.Reproduksi pada jamur
kayu (Ganoderma sp.) ini secara aseksual dengan cara
membentuk sporakonidia dan reproduksi
seksualnya yaitu dengan cara pembentukan basidiospora.Morfologi Lecidella
sp. yang termasuk dalam lichenes crusticose berciri-ciri tipis, permukaan
datar, berwarna putih dan memiliki bintik-bintik hitam. Bintik-bintik hitam ini
merupakan apothecium Pada permukaan atas akan mengalami melepuh seperti bisul
yang disebut soralium termasuk dalam Ascolichenes. Lecidella sp. memiliki rhizoid yang sangat melekat dengan
substratnya sehingga sulit untuk dicabut. Habitat dari Lecidella sp biasanya dikulit pohon. Reproduksi dari Lecidella sp. dengan pembentukan
soredium yang akan pecah kemudian ditiup angin.Morfologi dari Lumut
Daun spesies Funaria
hygrometrica berwarna
hijau,menempel di bebatuan. Siklus hidup
berawal dari tunas yang tumbuh pada protonema kemudian menjadi kauloida yang tegak ke atas,
pada bagian ujung bawahnya mengandung banyak rhizoid dan pada sisi lateralnya
tumbuh daun tidak sejati. Reproduksi vegetatif
dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut
baru.
5.2 Saran
Diharapkan studi lapangan berikutnya
yaitu harus lebih baik dari yang sekarang,
baik dari segi sarana dan prasarana harus lebih diperhatikan. Efisiensi
waktu perlu diperhatikan agar dapat melakukan studi lapangan dengan benar,
optimal dan mendapatkan hasil yang sebaik-baiknyaserta melakukan perhitungan
pada suhu, kelembaban, ph, dan intensitas cahaya agar didapatkan data yang
valid saat dilakukannya penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Alexopoulus,T.
Develoveryars.
1987. Morfologo of plants and Fungi.
Fifth edition.New York: Harper and Row
Publishers
Birsyam, Inge. 2004. Botani Tumbuhan Rendah. Bandung: ITB
press
Campbell,
Reece dan Mitchell. 2003. Biologi Jilid 2.
Jakarta: Erlangga
Dube.2006. An introduction to
fungi Third Edition.
New Deldi Departemen of life Sciences
Bhavnagar Universit:
Vicas Publising House PVT LTD.
Dwijoseputro
D. 2005.Dasar-dasar
Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
Gandjar.2009.Mikrobiologi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakary
Haspara.
2004. Biologi. Surakarta: Widya Duta
Hendritomo, Isnawan Hengky. 2010. Jamur
Konsumsi Khasiat Obat. Yogyakarta; Penerbit ANDI
Indah,
Najmi. 2009. Taksonomi Tumbuhan Tingkat
Rendah. Jember: PGRI Jember
Semple,
J. C. 1999. An Introduction to Fungi,
Algae, Plants, 2 the Edition.Jakarta:Pearson CustomPublising
Maisyaroh, Wiwin. 2010. Struktur Komunitas Tumbuhan Penutup Tanah di Taman Hutan Raya R. Soerjo Cangar, Malang. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari.
Vol. 1 No.1
Misra, A. ,R.P. Agrawal. 1978. Lichens
(A Preliminary Text). Oxford and IBH Publishing Co. New York-Bombay-Calcuta
Nathania.2010.Keanekaragaman Bryophyta.
Surabaya: Unair
Pasaribu, Nursahara. 2013. Studi Pendahuluan Lumut Di Lau Kawar, Kabupaten Karo.Semirata 2013
FMIPA Unila
Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Taksonomi
Tumbuhan. Yogyakarta: Penerbit UGM Press
Waluyo.2005.Pengantar Mikrobiologi.
Bandung: Tarsito
Windadari, Florentina
Indah. 2009. Keragaman Lumut pada Marga Pandanusdi Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.Jurnal Natur Indonesia.Vol. 11. No. 2
Yuliasari, Nova, Miksusanti, dan Endang Setiyowati. 2011.
Penurunan Kebutuhan Oksigen Kimiawi
Limbah Jumputan Menggunakan Lumut Hati. Jurnal
Penelitian Sains. Vol. 14 No. 1
Yurnaliza. 2002. Lichenes (Karakteristik, Klasifikasi dan
Kegunaan). USU Digital Library